Kamis, 29 November 2012

Virus Tetelo dalam Teknologi 3D


Virus merupakan parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat yang menyebabkan virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Salah satu virus yang sangat berbahaya dan sewaktu-waktu dapat menyerang ternak unggas adalah virus tetelo. Virus tetelo merupakan masalah besar dan momok bagi dunia peternakan, karena penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu penyebarannya yang sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas lainnya. Menurut para ahli, penyakit ini dapat menular pada manusia dengan gejala klinis conjunctivitis (radang konjunctiva mata) walaupun kasusnya sangat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas dan burung liar lainnya dengan gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernafasan dan gejala pencernaan.
Penanggulangan virus yang menyebar masih sulit dilakukan. Salah satu penyebabnya dikarenakan masih minimnya teknologi dalam mendeteksi secara detail struktur morfologi dari anatomi bagian virus itu sendiri. Struktur tubuh virus yang ultra mikroskopis sangat sulit untuk dideteksi oleh mikroskop optik standar karena benda ini hanya dapat melihat jelas obyek berukuran paling kecil sekitar satu mikrometer (0,001 milimeter), serta tidak juga dilengkapi alat untuk mengamati virus hidup secara visual. Sehingga agar dapat dideteksi secara sederhana dan dapat dilihat struktur morfologinya maka kita dapat memvisualisasikannya dengan salah satu teknologi komputer yakni 3D. Berikut visualisasi morfologi dari Newcastle  Disease Virus penyebab penyakit tetelo pada unggas.
Newcastle  Disease  virus  biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100    300 nm.  Genome dari virus ND adalah suatu rantai tunggal RNA.  ND virus mempunyai amplop yang mengandung dua protein yaitu protein hemagglutinin/neuraminidase  dan protein peleburan. Kedua protein ini bersifat penting dalam menentukan keganasan dan infektivitas virus. Protein hemagglutinin/neuraminidase  melaksanakan dua fungsi. Hemagglutinin mengikat selaput sel inang  dan bagian neuraminidase dilibatkan di dalam pelepasan; pembebasan virus dari selaput sel inang. Protein peleburan  digunakan untuk peleburan amplop virus kepada selaput sel inang, sehingga genom dari virus dapat masuk sel.  Untuk melaksanakan fungsi ini, protein peleburan perlu dibelah oleh suatu protease sel inang.
Virus yang merupakan makhluk hidup berukuran mikroskopik sangat sulit divisualisasikan secara jelas, hal ini menyulitkan peneliti di bidang kesehatan dalam mengkaji dan mengembangkan penemuan yang dapat mengantisipasi penyebaran virus ini. Dewasa ini, teknologi yang semakin canggih dapat memberikan solusi untuk menggambarkan virus yang berukuran sangat kecil menjadi nampak jelas setiap bagiannya.
Teknologi 3D dapat memberikan tampilan yang mendekati bentuk asli dari virus tetelo, sehingga memudahkan sebuah penelitian yang menjadikan virus ini sebagai objeknya. Objek dapat digambarkan dengan bentuk yang menarik, yang dibangun dengan grafik komputer dan memanfaatkan OpegGL utility Toolkit yaitu GLUT. Tujuan utama komputer grafis adalah membangkitkan gambar hasil komputer (computer generated image) ke layar dengan aturan tertentu.
 OpenGL adalah suatu library grafis standard yang digunakan untuk keperluan keperluan pemrograman grafis dan dipakai pada banyak platform (windows, linux) dan dapat digunakan pada berbagai jenis compiler seperti C++ atau Delphi. Selain OpenGL, library grafis yang banyak digunakan adalah DirectX. OpenGL bukanlah bahasa pemrograman tetapi merupakan suatu Application Programming Interface (API). OpenGL bersifat Open-Source, multiplatform dan multilanguage. Saat ini semua bahasa pemrograman mendukung OpenGL. Dan OpenGL bisa bekerja dalam lingkungan Windows, Unix, SGI, Linux, free BSD dll.
GLUT adalah toolkit untuk sistem windows yang dikembangkan oleh Mark Kilgard untuk menyembunyikan perintah API sistem windows yang kompleks. GLUT merupakan pengembangan dari OpenGL dimana memiliki keunggulan sebagai berikut:
·    Mudah, portable window manager, menggunakan callback functions untuk menambahkan interaksi dari user.
·    Didesain untuk aplikasi dengan level kecil hingga menengah.
·    Distribusi library bebas tetapi tidak open source.

Gambar diatas merupakan bentuk asli virus tetelo yang dilihat dengan mikroskop, terlihat rumit dan sulit dijelaskan bagian per bagian dari virus. Untuk membuat object tersebut menjadi object 3D dengan mudah, dapat memanfaatkan software seperti 3DSMax, Blender, Google Sketchup dan lain-lain. Software ini dapat digunakan untuk mendesain objek dengan detail yang kompleks. Rancangan virus tetelo yang dibuat memanfaatkan bentuk-bentuk standart seperti sphere, piramyd, spiral, dan banyak lagi pilihan yang dapat disatukan sehingga menjadi visualisasi virus tetelo yang spesifik sesuai dengan bentuk komponen asli penyusunnya. Gambar di bawah ini merupakan hasil dari pembuatan virus tetelo menggunakan software 3DSMax.
 
Object tersebut dapat dipadukan dengan transformasi, interaksi dengan keyboard atau mouse, pemberian lighting, dan material texture  yang dapat dilakukan dengan pemrograman glut yang dikembangkan pada Visual Studio 2008 Express.    

Rujukan :